Bima, 30 Maret 2016
Di
bima sekarang lagi musim orang Nikahan/Kawinan, Gue sengaja masukin dua kata
tersebut lengkap dengan rambu-rambu bacaannya biar otak-otak mesum kalian yang
lagi baca bisa mencernanya dengan sempurna tanpa sembelit. Orang
nikahan/kawinan tentu tidak jauh-jauh dari undangan, nah dirumah gue sendiri
undangan yang masuk sudah banyak bangat dan disitu terkadang gue merasa
terharu, serasa menjadi pejabat penting walau pada akhinya kertas-kertas
undangan tersebut berakhir sebagai alas obat nyamuk bakar.
Sejujurnya
gue lagi malas untuk menghadiri undangan Nikahan/Kawinan yang diterima, bukan
karena menu catringnya yang tidak enak atau modal beli kado yang pas – pasan
(walau terkadang itu benar juga si), tapi lebih spesifiknya lagi karena gue
selalu dikasih pertanyaan yang sama oleh Om, Tante, Paman, Bibi, Teman dan Oleh
mahluk-mahluk gaib lainnya yang ada pada acara tersebut. “ Kapan Nyusul “,
“Kapan Nikah”, “Kapan Undanganmu dikirim”, dan Bla.. Bla.. Bla.
“Segera”,
itu jawaban singkat padat dan jelas yang secara diplomatis paling enak untuk
diucap dan dikampanyekan kepada mereka-mereka, Kapan, Dimana, dan Dengan siapa
itu masih Mistery. Tapi yang penting adalah Nikahan/Kawinan itu menurut
Gue punya makna tersendiri yang sejauh ini masih gue persiapkan, Persiapkan
Calonnya, Persiapkan Duitnya, Persiapkan Mentalnya, dan juga Agamanya tanpa
dibarengi oleh Persiapan Kehamilan terlebih dahulu.